[Vignette] Tidak Mau Pulang

Processed with VSCO with acg preset

TIDAK MAU PULANG

.

Slice-of-life, Romance || Vignette || Teen

.

Starring
VICTON’s Subin, OC’s Sophie Han
with
VICTON’s Seungwoo, OC’s Jung Hebin & Jung Yebin

.

“Sepuluh menit lagi, please ….”

.

© 2017 by Gxchoxpie

.

Specially made to celebrate Subin’s 19th (Korean age) b’day

.

I own the plot

.

== HAPPY READING ==

.

.

.

Langkah gadis itu masih terajut ringan. Sesekali senandungnya terdengar, mengiringi perjalanannya. Sejenak ia memejamkan mata ketika angin sore sepoi-sepoi menembus, menerpa wajah serta mengibarkan surai kecoklatannya. Senyum tak jua lekang dari plum kemerahannya.

Setelah menghabiskan dua puluh menit dari rumah dengan naik bus ditambah berjalan kaki, gadis bernama Sophie Han itu pun berhenti di depan sebuah rumah berpagar putih. Ia hanya perlu memasukkan tangannya sedikit melalui celah di pagar untuk dapat memencet bel pintu yang terpasang di dinding. Namun bukan itu hal yang Sophie lakukan pertama. Terlebih dahulu ia mengecek keadaan kotak biru kecil yang ia tenteng, beserta isi di dalamnya. Kotak itu berisi sebuah cupcake biru muda dan sebatang lilin. Memastikan tentengannya baik-baik saja, Sophie pun mengecek penampilanya. Well, untuk kali ini ia hanya dengan perkiraan. Tak ada cermin di tempat terdekat, jadi Sophie hanya merapikan poni yang agak basah akibat keringat.

TING-TONG!

Gadis Han itu pun memencet bel rumah.

Tak butuh waktu lama bagi Sophie sampai pagar putih yang menjulang di hadapannya itu terbuka. Seorang gadis menyambutnya dengan senyum.

“Hai Sophie!” sapa gadis tersebut. “Mencari Subin?”

“Eng …. Kak Yebin?” Sophie bertanya dengan ragu-ragu.

Gadis di hadapan Sophie itu tergelak. “Aku Hebin. Yebin sedang di dalam, memasak.”

“Ah ….” Sang dara Han tertunduk karena malu. Untuk sesaat ia menyalahkan dirinya yang masih tak bisa membedakan kakak kembar dari kekasihnya.

“Ayo masuk.”

Ne.

Sesuai yang diperintahkan, Sophie pun melangkah menuju teras kediaman keluarga Jung. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Jujur saja, rasanya agak canggung.

“Tapi Subin belum pulang. Ia tadi berpesan akan pulang lebih lama karena ada urusan di sekolah. Tak apa menunggu?”

“Ah …. Tidak apa-apa, kok.”

Tak tahu apa yang mesti ia lakukan, Sophie pun memutuskan untuk duduk sejenak pada bangku kecil yang terdapat di teras. Pikirnya, menunggu beberapa saat sambil menikmati udara sore tidak ada salahnya. Toh sebentar lagi Subin pasti akan tiba.

Belum lama Sophie duduk sambil bersenandung, suara salah satu kakak kembar Subin kembali membuatnya hampir terlonjak.

“Kau tidak masuk?”

Ne?”

“Di luar dingin, lho. Ayo masuk! Aku dan Hebin sedang menyiapkan acara makan malam spesial untuk perayaan ulang tahun Subin. Mau ikut membantu?”

Sophie rasa itu bukanlah ide yang buruk. Daripada ia menjadi pengangguran dan terbuai dengan sejuknya angin sepoi-sepoi lalu tertidur di rumah orang, lebih baik ia jadi gadis yang produktif. Setidaknya dengan membantu ia bias membunuh waktu dengan lebih efektif. Lagipula, membangun pencitraan di depan kakak kandung kekasih tak ada salahnya, ‘kan?”

Waktu pun berlalu tanpa terasa dengan konversasi yang terjalin di antara tiga gadis yang sedang berkutat di dapur keluarga Jung. Sebenarnya kalau ditilik lebih lanjut, Hebin serta Yebin lah yang lebih banyak memancing topik pembicaraan; Sophie sendiri hanya ikut berkomentar, menjawab jika ditanya, atau tertawa.

Pai kentang serta sup rumput laut telah terhidang di atas meja makan, namun Subin tak jua menampakkan batang hidungnya. Hal ini membuat Sophie kian gelisah. Apalagi ketika ia memandang ke luar melalui jendela, dilihatnya hari sudah menggelap. Mentari sudah kembali ke peraduannya. Sophie tak dapat duduk dengan tenang. Kakinya ia hentak-hentakkan pelan ke lantai dan ia terus menerus menggigit bibir bawahnya.

“Wah, sudah malam. Subin ke mana, ya? Kok belum pulang?” ujar salah satu dari si kembar.

Namun yang Sophie permasalahkan sekarang bukan lagi kekasihnya yang belum juga tiba. Namun jam malamnya yang kian dekat.

Kecemasan Sophie memuncak sudah ketika ponselnya berbunyi, apalagi saat gadis itu melihat nama yang tertera di layar. Han Seungwoo. Kakak laki-lakinya.

Meminta izin sejenak pada dua kakak kembar untuk menjawab telepon, Sophie pun menuju ke teras keluarga Jung. Sejenak ia menarik napas dalam-dalam, mempersiapkan diri seandainya kakak laki-lakinya itu marah besar.

“Hal – “

“Kamu ada di mana sekarang?! Kenapa jam segini belum pulang?!”

Tepat seperti perkiraannya. Seungwoo langsung menyambutnya dengan suara keras.

“Rumah Sub – “

“Oke. Aku ke sana sekarang!”

KLIK!

Kata-kata Sophie terus saja terpotong oleh ucapan sang kakak lelaki yang temperamental itu. Ia mendengus kesal, meski tak tahu apa yang harus ia lakukan. Sekarang masalah berikutnya muncul. Tadi Seungwoo bilang ia akan menyusul kemari. Lantas? Apakah itu berarti Sophie harus pulang? Lalu bagaimana dengan hadiah yang telah ia siapkan untuk Subin?

Sejatinya, sih, ia bisa saja menitip pada dua kakak kembar nan baik hati tersebut. Namun tentu rasanya beda. Sophie ingin cupcake yang telah ia siapkan itu ia berikan langsung pada Subin, dengan tangannya sendiri. Ia ingin melihat sendiri bagaimana ekspresi sang kekasih atas hadiah kecilnya.

Kini kegelisahan Sophie bercampur dengan kepanikan. Ia tak ada beda dengan setrika yang hanya mondar-mandir. Oke, ketika Yebin memintanya membantu menata meja makan, Sophie memang tak menolak. Ia pun sempat menemani Hebin mencuci peralatan masak. Namun tetap saja itu tak berhasil menghilangkan kegundahan yang bersarang di hatinya.

Tiga puluh menit kemudian, seperti yang sudah diberi tahu, terdengar suara klakson motor dua kali dari luar. Sophie memejamkan mata dan mendengus. Kakaknya sudah tiba. Ini saatnya untuk pulang. Padahal Subin masih belum muncul.

“Oh, kau sudah mau pulang, Sophie?” tanya Hebin.

Sophie tak tahu harus menjawab apa. Dengan muka lesu ia hanya mengangguk pelan, dan meminta izin untuk ke luar sejenak, menemui kakaknya.

Begitu telapak kaki Sophie memijak lantai teras, Seungwoo segera membuka helmnya. Sophie dapat menangkap ekspresi kesal yang tersirat di wajah sang kakak lelaki.

“Mana barang-barangmu?” tukas Seungwoo, sama sekali bukan dengan nada yang baik.

Sophie merajut langkah mendekati motor kakaknya. “Sepuluh menit lagi. Boleh, ya?”

“Tidak,” sahut kakaknya dingin.

“Sepuluh menit lagi. Kak Subin belum pulang, jadi aku belum sempat memberi hadiahnya. Ya, cuma sepuluh menit, kok.”

“Tidak ada tambahan waktu, Han Sophie.”

Please ….

Seungwoo sama sekali tak bergeming. Sebaliknya, ia tampak makin kesal. “Kamu, kan, punya jam malam! Lagipula kamu bisa titipkan saja hadiahmu pada orang rumah. Pasti mereka akan menyampaikannya pada Subin!”

“Bukan itu ….” Sophie mengacak poninya sendiri, kesal. Aduh, bagaimana menjelaskan pada sang kakak bahwa itu tak sekadar menitipkan barang biasa?

“Sebentar lagi, deh. Ayolah ….”

“Tidak. Pulang sekarang!”

“Ayolah, Kak ….”

***

Jung Subin memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, merilekskan otot-otot leher yang terasa kaku. Hari panjangnya akhirnya berlalu. Tadi ada rapat dadakan anggota SECRET di sekolahnya mengenai acara kelulusan kelas tingkat akhir, dan rupanya rapat itu berlangsung lama hingga hari sudah terlebih dahulu menggelap tanpa sepengetahuannya.

Subin ingin cepat tiba di rumah. Mandi air hangat, mengisi perutnya yang kosong, lalu melempar diri ke kasur yang empuk, mengakhiri hari yang melelahkan ini.

Di ujung jalan, pendengarannya menangkap suara ribut-ribut. Tak terlalu jelas, sih, namun cukup untuk menarik atensinya. Subin menyipitkan mata. Tampak sebuah sepeda motor beserta dua sosok insan yang terlihat sedang memperdebatkan sesuatu.

Semakin ia mendekat, semakin jelaslah sosok dua orang tersebut. Si gadis adalah Sophie Han, sementara cowok menjulang di hadapannya adalah Seungwoo.

“Sophie?” panggil Subin.

Dua orang itu menoleh, dan sang gadis buru-buru tertunduk. Kedua sudut bibir Subin terangkat, walau rasa penasarannya agak tergelitik mengenai apa sebabnya gadis itu mampir ke rumahnya, bahkan membawa saudara laki-lakinya.

Subin membungkukkan badan sekilas pada Seungwoo, sebelum lanjut bertanya pada kekasihnya. “Ada apa kemari?”

“Ah …. Ini ….”

Dara itu berlari masuk ke rumah, membuat Subin terheran untuk sesaat. Setengah menit kemudian, Sophie muncul dengan sebuah kotak biru di tangan.

“Selamat ulang tahun, Kak!” ucap sang gadis sambil menyerahkan kotak tersebut pada Subin.

Subin tak dapat menahan diri untuk tidak tertawa. Ketika ia membuka kotak itu dan melihat isinya, senyumnya makin merekah lebar. “Wah, kau menyiapkan semuanya sendiri?”

Sophie menganggukkan kepala cepat.

“Terima kasih, Sophie Han. Bahkan kau sudah menyempatkan diri untuk mampir.”

“Tapi ….” EKspresi senang gadis itu memudar sesaat. “Aku tak bisa ikut acara makan malam kalian. Aku harus pulang sekarang,” ujar Sophie diakhiri dengan lirikan sekilas ke arah kakaknya.

Subin tertawa kecil. “Tak apa-apa. Ini sudah jam malammu, ‘kan? Ayo pulang. Nanti akan kulahap cupcake ini dengan baik, oke? Pulanglah, kakakmu sudah menunggu.”

“Oke, Kak. Sampaikan salamku pada Kak Hebin dan Kak Yebin, ya?”

“Tentu.”

Subin memastikan Sophie sudah duduk nyaman di motor yang dikendarai kakaknya. Saat motor hendak melaju, Subin memberikan lambaian serta senyum manis terakhir untuk gadis tersebut, yang dibalas dengan lambaian serupa.

Subin gembira. Meski ini hadiah kecil, namun ia tahu maksud hati Sophie yang tulus. Dan tak bisa dipungkiri, hadiah kecil ini berhasil membangkitkan mood-nya yang sempat turun akibat rasa lelah.

Terima kasih, Sophie.

 

-fin-

3 thoughts on “[Vignette] Tidak Mau Pulang

  1. Lalu dari sebalik tirai jendela, Yebin Hebin tengah mengagumi paras rupawan kak seungwoo /pulang/

    E terus terus ini subin ga nyapa kakak iparnya dulu? Langsung maen nyuruh pulang sopi aja? Kak seungwoo gamau gebukin subin kan? Eh coba aja ada adegan pelototan pelototan antara subin dan seungwoo /plak (terus hebin datang nerjang seungwoo bikos gaterima adeknya dipeolotitin /wis bubar ay)

    Haha haha punyaku belom kebikin haha wis ah HAPPY BIRTHDAY JUNG SUBIN KIYOWOHHHHH SEMOGA DEWASANYA DITUNDA DULU YA TERUS GA CEPET MANLY /ga/ AI LOP YU 💜

    Liked by 1 person

    • Udah kak udah nyapa itu dia udh bungkukin badan hahahaha
      Eh ini kakak2 jan fangirlingan sama kak seungwoo ini yha yg satu udh punya pacar lagi plis /pffft

      Makasih kaay udah mampir… Iya jan manly dlu aku gakuat…

      Like

How does it taste?