[Song-Fic] Beautiful Past

1492424305812.png

BEAUTIFUL PAST

.

Slice-of-life, Hurt-comfort, Romance || Ficlet || General

.

Starring
DAY6’s YoungK and a girl

.

Inspired by
You Were Beautiful by DAY6

.

© 2017 by Gxchoxpie

.

I only own the plot

.

== HAPPY READING ==

.

.

.

“You were pretty; the feeling of not wanting anything more
Everything has passed, but you were so pretty.”

.

Food court pusat perbelanjaan tersebut tidak terlalu ramai. Wajar, ini bukanlah jam makan sehingga tampak hanya beberapa insan yang singgah di sana. Sekadar duduk, mungkin mengistirahatkan tungkai yang lelah akibat mengitari empat lantai shopping mall ini, atau mungkin bermaksud untuk memanfaatkan fasilitas free wifi yang disediakan, terlihat dari hampir setengah dari orang-orang yang duduk sedang asyik dengan laptop. Rata-rata dari mereka duduk ditemani makanan kecil atau minuman cup di sampingnya.

Salah satu insan yang ikut meramaikan suasana food court adalah Brian Kang, yang memilih untuk duduk di pojok food court dekat kios makanan Cina, sedang asyik dengan ponselnya. Sebelah tangan memegang ponsel, berusaha mengalahkan clan di layar dengan senjata yang ada sekaligus mengumpulkan poin, sebelah tangan lagi menggenggam cup isi iced coffee. Tampaknya pertarungan virtual dalam ponsel jauh lebih menarik dibanding keadaan sekitar.

Sebenarnya maksud dari mampirnya pemuda itu kemari adalah menunggu sang adik yang tengah mengikuti les piano di sekolah musik yang ada di lantai bawah. Brian bukan tipe pemuda yang gemar berbelanja, omong-omong. Karena itu ia merasa food court adalah tempat yang baik untuk menunggu. Segelas kopi dingin atau satu porsi kudapan ringan, plus wifi gratis.

“Younghyun-ah.”

Seingat Brian, yang berani memanggil nama Koreanya hanya tiga orang. Orang tuanya (ini satu paket), adik perempuannya, dan terakhir, seseorang yang ia tak ingin ingat lagi eksistensinya.

Ryu Rachel. Sang mantan kekasih.

Orang tuanya tak mungkin menyusul Brian kemari, dan ini belum saatnya sang adik keluar dari les piano. Maka Brian pun mengangkat kepala.

Dan seketika dunianya pun runtuh.

Tepat di hadapannya, gadis Ryu itu tengah berdiri. Senyum manis terukir pada plum merahnya.

Brian cepat-cepat memasukkan ponsel ke dalam saku celana.

“Sendirian saja?” Gadis itu membuka percakapan seraya duduk di kursi di hadapan Brian.

Pemuda Kang itu mengangguk samar. “Dirimu?”

“Aku sedang menunggu pacarku ke toilet,” jawabnya, yang bagai memberi petir di siang bolong bagi Brian. Secara tak langsung itu memberi tahunya bahwa kini hati Rachel telah berhasil dimiliki oleh orang lain.

“Ah … I see.”

Untuk sesaat, keheningan yang canggung menyelimuti mereka berdua. Diam-diam Brian mencuri pandang pada gadis surai kecoklatan tersebut. Kulitnya yang putih susu, badannya yang mungil, dan heart-shaped-lips yang senantiasa mengukir senyum tipis.

Gadis itu masih seperti dulu. Ia masih cantik.

Jengah dengan kebisuan yang mencekam, Brian memutuskan menjadi pihak pertama yang mendobrak kesunyian.

“Apa kabarmu?”

“Kau masih merindukanku?”

Dua kalimat itu terucap hampir bersamaan, membuat keduanya terkejut untuk sesaat. Tak ada yang langsung menjawab, tentu saja. Rachel sempat mengatakan pada Brian untuk melupakan pertanyaannya sesaat yang lalu, namun ia tak bisa.

Pertanyaan simpel itu terus terngiang di telinganya. Apakah ia masih merindukan Rachel?

“Ya. Sedikit,” lirih Brian akhirnya.

Gadis itu menoleh. Meski sekilas, namun dwimaniknya sempat membulat. “Ya. Itu hanya pertanyaan spontan. Tak perlu dipikirkan.”

“Untukku perlu,” sanggah pemuda itu. “Aku tidak bisa berbohong dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja tanpa dirimu. Ada saat di mana aku merindukan dirimu, atau aku teringat akan momen-momen yang telah kita lalui berdua. Kau cantik, itu yang selalu kukenang darimu. Caramu tertawa, caramu berbicara, bahkan caramu menangis atau mengeluh, aku masih ingat semua.”

“Terkadang, terutama di malam hari, aku menatap ponselku; menatap nomor teleponmu. Kegundahan muncul di hatiku; haruskah aku menghubungimu? Apa kabar dirimu? Sudah lama rasanya sejak terakhir kita berjumpa. Namun, dasar mental pengecut, meneleponmu saja aku tak punya keberanian. Bukankah aku seorang yang pathetic?

Gadis itu mengangguk samar. “Aku paham. Semua hubungan indah itu sudah berlalu, Younghyun-ah.”

“Ya, aku tahu,” tukas Brian. “Aku mengatakan ini bukan dengan maksud agar kita bisa memulainya kembali dari awal. Toh kau sudah punya tambatan hati lain. Aku bukan bajingan yang akan menyuruhmu putus dengannya atau menjadi pengganggu hubungan kalian. Lagipula kita sudah berjanji untuk bahagia, meski kita harus berpisah. Kau dengan hidupmu, aku dengan hidupku. Benar?”

“Hmm.”

Brian mengedarkan pandangan ke depan. Ia menangkap sosok seorang pria berjaket cokelat kulit yang sedang berjalan ke arah mereka. Tanpa perlu bertanya, ia bisa mengambil kesimpulan. Itu adalah kekasih dari Rachel.

Waktu konversasi mereka hampir habis. Maka Brian memutuskan untuk mengakhirinya.

Take care, Echel.” Brian memanggil gadis itu dengan panggilan yang sering ia gunakan saat mereka masih berpacaran.

Gadis Ryu itu tertawa kecil. “Kau juga, Kang Younghyun.” Ketika Rachel menyadari presensi kekasihnya, ia bangkit berdiri. Dilambaikannya tangan dengan pelan pada sang mantan kekasih.

“Aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu.”

Brian membalas lambaian tangan sang gadis, bahkan sampai gadis itu telah beranjak sekalipun. Ia menghela napas. Bertemu mantan sama sekali tak ada dalam agendanya hari ini. Namun, entah kenapa ia tidak mengeluh. Justru ia bersyukur.

Echel-ah, thanks for our beautiful past.

.

“No matter how much I want you
You are now just a movie of the past that has already ended
But you were so pretty.”

 

-fin-

A/N

Sejak lagu ini rilis dari zaman Feb pas Every Day6 February, gairah(?) eksekusiin lagu ini tuh udah datang sejak lama. Tapi baru berhasil keeksekusi sekarang, yah, walaupun hasil eksekusinya agak fail hwhwhw… Ya itung-itung ikutan anak Teh Roma Kelapa lainnya yg pada nulisin YoungK hahah 😀

Mind to review? 🙂

One thought on “[Song-Fic] Beautiful Past

How does it taste?