[Ficlet] I’m (not) Alright

I’M (NOT) ALRIGHT

.

Hurt-Comfort || Ficlet || General

.

Starring
ex-Produce 101 S2 (GON Ent. Trainee)
Hong Eunki
and You

.

“Menangislah kalau kau ingin menangis.”

.

© 2017 by Gxchoxpie

.

I only own the plot.
Recommended Song: Produce 101 Season 2 Theme Song – Me, It’s Me (Piano Version)

.

== HAPPY READING ==

.

.

.

“Hei.”

Kepala Hong Eunki yang sejak tadi tertunduk kini terangkat begitu mendengar suaraku. Aku memosisikan tempat duduk persis di sebelahnya. Ia menoleh, kemudian tersenyum. Meski hanya sekilas, aku dapat menangkap matanya yang sembap. Senyumnya pun tampak dipaksakan.

Aku bermaksud memberinya tepukan penghiburan, tetapi Eunki menghindar. Membaca dari bahasa tubuhnya, aku paham ia tak mau disentuh. Akhirnya, kuletakkan tangan di atas lutut.

“Menangislah kalau kau mau menangis,” ucapku. “Keluarkan semua rasa sesak yang ada di hatimu.”

“Untuk apa?” Ia membalas lirih. “Aku baik-baik saja.”

Kalau perkataan itu dituturkan dengan ekspresi ceria dan nada bersemangat, aku pasti percaya. Nyatanya, iris gelap Eunki berkaca-kaca dan suaranya bergetar. Is he expect me to believe in his words?

“Berhenti berdusta, Eunki-ya,” tukasku akhirnya. “Aku sudah mengenalmu terlalu lama untuk memahami semua sandiwaramu. Kau mungkin bisa membohongi perasaanmu di hadapan orang lain, tetapi tidak terhadapku.”

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Butuh sepuluh detik berlalu dalam hening sampai isakan demi isakan kecil Eunki terdengar. Tangannya yang mengepal terarah ke dada. Bibirnya bergetar hebat; bentuk pengendalian diri agar isakannya tak meledak menjadi sebuah tangisan.

“Ini tidak adil!” Eunki melampiaskan kesesakannya. “Aku juga telah melakukan yang terbaik, tetapi mengapa aku tak terpilih?!”

Kulingkarkan kedua lengan di sekeliling lehernya, berusaha mendekapnya erat. “Aku tahu, Eunki-ya,” bisikku.

“Apa yang kurang dariku? Mengapa aku tak terpilih? Apakah aku tak punya kesempatan untuk menunjukkan talentaku dan bersinar seperti yang lainnya?”

Kata-kata Eunki membuatku sesak. Ingin kubalas ucapannya dengan kalimat penghiburan, tetapi yang ada aku malah terhanyut dalam kesedihannya. Akhrnya yang bisa kulakukan hanyalah mengelus surai kecoklatannya dengan lembut.

Ketika isakannya mereda dan aku melepas pelukan, di situlah aku baru sadar bahwa kini pandangankulah yang memburam akibat likuid bening yang kini memenuhi pelupuk mataku.

“Tidak terpilih bukanlah akhir dari segalanya. Justru adalah awal dari kisahmu yang lain, yang lebih menakjubkan. Aku percaya bahwa suatu hari nanti kau akan meraih mimpimu; menampilkan talentamu yang berlimpah dan bersinar di depan banyak orang.”

“Dan ketahuilah,” lanjutku, “sampai saat itu tiba, aku akan selalu mendampingimu.”

Kedua sudut bibir Eunki terangkat sedikit. Meski hanya senyum samar, tetapi aku bahagia bisa melihatnya tersenyum.

“Kau … percaya padaku?”

Aku mengangguk, seraya kuulurkan tangan untuk menghapus dua butir air mata yang masih mengalir di pipinya.

“Tentu.”

-fin-

A/N

Actually this fic is dedicated to all eliminated Produce 101 S2 contestants. Well, risiko nonton acara survival ya gini, sih, harus siap dengan acara eliminasi segala. Meski udah tahu konsekuensinya, tapi ya tetap aja pas hari H nya kok hati nyesek bat hwhwhwh…

Buat kalian semua… tetep semangat. This is not the end of ur journey. Tetep percaya bahwa di ujung sana ada kebahagiaan menanti 🙂 C U on top!

Anyway, mind to review? 🙂