Affection

IMG_20181204_154209

AFFECTION

.

College-life, Fluff  /  300++ words  /  General

Starring
[Wanna-One] Park Jihoon

© 2018 by graesthetic

“Ji, I just wanna go home ….”

.

== HAPPY READING ==

.

.

.

Bunyi klakson mobil dua kali menghentikan langkahku yang tengah menyusuri trotoar kampus. Aku menoleh sejenak, kemudian menyadari presensi mobil putih yang berhenti tepat di sebelahku. Kaca depan mobil itu diturunkan, dan aku agak membungkuk untuk melihat siapa pengemudi mobil tersebut.

“Kok baru pulang jam segini?” tanya sebuah suara yang sangat familiar di telingaku. Itu adalah Park Jihoon, kekasihku sejak kurang lebih satu setengah tahun yang lalu. “Yuk, masuk!” ujarnya lagi.

“Kos-kosan gue cuman di seberang, kok, Ji … “ balasku dengan senyum tipis namun kepala menggeleng.

“Udah, masuk aja, yuk!” ajaknya lagi.

Aku kembali tersenyum. Aku sedang tidak punya tenaga lebih untuk berdebat dengannya. Lagipula, sejujurnya aku ingin sekali duduk. Mengistirahatkan kedua tungkaiku dan menyandarkan punggungku. Dengan pendingin udara dan wangi parfum mobil Jihoon sebagai bonus, kurasa menerima ajakannya adalah keputusan yang baik.

Jihoon kembali melajukan mobilnya. “Kenapa lo baru pulang jam segini?” Ia kembali mengajukan pertanyaannya yang belum kujawab.

Aku menyandarkan kepala dan memejamkan mata, menikmati udara dingin yang menerpa wajah serta aroma parfum mobil yang menggelitik indra penghiduku. “Rapat porseni,” jawabku pelan.

“Sampai jam segini?”

“Sebenarnya belum selesai, sih. Cuman gue izin pulang duluan tadi, karena gue belum belajar untuk praktikum besok.”

“Terus dikasih izin?”

“Awalnya nggak. Kena marah dulu oleh senior. Tapi koordinator sie gue setengah maksa gitu lah, supaya gue dikasih izin pulang. Sempat berdebat dulu mereka. Gue jadi nggak enak sama mereka.”

Tadinya aku sudah mempersiapkan diri kalau-kalau Jihoon akan mengomeliku. Dia selalu khawatir bila aku pulang malam tanpa memberi tahu dirinya, atau mengkhawatirkan kesehatan dan masalah akademisku karena ia tahu aku sering terlibat dalam kepanitiaan kegiatan kampus. Satu sisi aku sebal dengan sikapnya tersebut. Tetapi di sisi lain, aku senang. Aku tahu, itu adalah tanda sayangnya padaku.

Tapi, tidak seperti biasanya, Jihoon malah menggunakan sebelah tangannya yang tidak memegang kemudi untuk mengelus puncak kepalamu lembut. Aku memejamkan mata, menikmati sentuhannya.

“Lo pasti capek,  ya?” tanyanya lembut.

Sebagai respon, aku hanya mengangguk pelan.

“Lo laper, kan? Kita makan dulu, yuk!”

No, Ji …. Nggak usah.”

“Nggak apa-apa. Gue yang traktir.”

Lagi-lagi aku menggeleng. “Ji, I just wanna go home.

Dari ekor mata, kulihat ia tersenyum tipis. Kurasa ia memahami maksudku. “Oke. Kita pulang. Istirahat dulu bentar di sini. Nanti gue bangunin kalau sudah sampai.”

Thanks, Ji.

-fin-

A/N

Fanfiksi ini didedikasikan bagi kalian yang merasa lelah dengan rutinitas sehari-hari yang seakan tiada henti, dan butuh sedikit “pemanis” dari Park Jihoon.

Semangat ^^ jika kamu sudah berhasil melewati ratusan hari di belakang, maka kamu pasti bisa melewati hari-hari yang juga menanti di depan sana 🙂

 

6 thoughts on “Affection

  1. AKU LELEH DONG CEEEE AKU LELEHHHH AKU TYDA BISA DIGINIIN HUHUHU DEK JIHOON MANIS BENEEEER T.T

    MAKASIH YA GECE SELALU BIKIN FIC MANIS SEPERTI INI YANG BIKIN AKU GEREGETAN SENDIRI ❤ ❤ ❤ ❤

    Like

How does it taste?